Atau mungkin ada yg lebih baik dari pada
ucapan “happy b’day or wish U all the best” atau mengucapkan selamat
ulang tahun atau agak “islami” dikit met milad?
Tau yang lebih gaul lagi
HBD?
Ehm dan juga, biasanya kan ulang tahun menjadi salah satu alasan
berzina para remaja. Kita ganti bahasa zina yang lebih baik, kita pakai
“percintaan remaja”? atau pergaulan bebas???
Kita menganggap diantara bentuk
kebaikan/ perhatian yg kita ungkapkan kepada orang lain adalah memberinya
ucapan selamat di hari ulang tahunnya. Sebagai seorang muslim sebaiknya
kita tinggalkan, kebiasaan ini, karena mengucapkan “selamat ulang tahun
(dan sejenisnya)” bukanlah tradisi islam.
Perayaan ulang tahun tidak lepas dari
dua hal ; dianggap sebagai ibadah, atau hanya adat kebiasaan saja.
Kalau
dimaksudkan sebagai ibadah, maka hal itu termasuk bid’ah dalam agama
Allah.
Padahal peringatan dari amalan bid’ah dan penegasan bahwa dia
termasuk sesat telah datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau bersabda:
“Artinya : Jauhilah perkara-perkara baru. Sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan berada dalam Neraka”.
Namun jika dimaksudkan sebagai adat kebiasaan saja, maka hal itu mengandung dua sisi larangan.
Pertama:
menjadikannya sebagai salah satu hari raya yang sebenarnya bukan
merupakan hari raya (‘Ied). Tindakan ini berarti suatu kelalancangan
terhadap Allah dan RasulNya, dimana kita menetapkannya sebagai ‘Ied
(hari raya) dalam Islam, padahal Allah dan RasulNya tidak pernah
menjadikannya sebagai hari raya.
Saat memasuki kota Madinah, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati dua hari raya yang digunakan
kaum Anshar sebagai waktu bersenang-senang dan menganggapnya sebagai
hari ‘Ied, maka beliau bersabda.
“Artinya : Sesungguhnya Allah telah
menggantikan bagi kalian hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu ‘Idul
Fitri dan ‘Idul Adha”.
Kedua:
Adanya unsur tasyabbuh (menyerupai) dengan musuh-musuh Allah. Budaya ini
bukan merupakan budaya kaum muslimin, namun warisan dari non muslim.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.
Kemudian panjang umur bagi seseorang
tidak selalu berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai
keridhaan Allah dan ketaatanNya. Sebaik-baik orang adalah orang yang
panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk
adalah manusia yang panjang umurnya dan buruk amalanya.
Karena itulah, sebagian ulama tidak
menyukai do’a agar dikaruniakan umur panjang secara mutlak. Mereka
kurang setuju dengan ungkapan : “Semoga Allah memanjangkan umurmu”
kecuali dengan keterangan “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan” atau
kalimat yang serupa. Alasannya umur panjang kadangkala tidak baik bagi
yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika disertai dengan amalan
yang buruk -semoga Allah menjauhkan kita darinya- hanya akan membawa
keburukan baginya, serta menambah siksaan dan malapetaka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Dan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan
berangsur-angsur (kearah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka
ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana
amat teguh”. [Al-A’raf : 182-183]
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : Dan janganlah sekali-kali
orang kafir menyangka bahwa pemberian tangguh Kami kepada mereka adalah
labih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami memberi tangguh kepada mereka
hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka, dan bagi mereka adzab yang
menghinakan”. [Ali-Imran : 178]
Terlebih lagi ada kebiasaan “make a
wish”. Tidap pernah ada dalilnya, kalau waktu tiup lilin kue ulang
tahun itu adalah waktu ijabah doa. Jika meyakini bahwa doa kita akan
terkabul dengan tiup lilin, hal itu bisa menjerumuskan kepada
kesyirikan. Seperti kebiasaan bathil berdoa ketika melihat bintang
jatuh. Ehm, terlalu besar kan konsekuensinya? Cuma gara-gara ikut-ikutan
merayakan ultah/ milad/ hbd kita mungkin membuka pintu kesyirikan.
Terlebih lagi ada penyimpangan baru
perihal milad di kalangan kaum muslimin. Yaitu doa milad, dengan
mengambil ayat Al-Quran, dari Al-Qur’an surat Maryam ayat 15
”Keselamatan baginya dihari ia dilahirkan, ia meninggal dan ia
dibangkitkan ”. Ini adalah bentuk penyimpangan. Tidak ada ulama
salaf, sahabat yang menggunakan ayat tersebut sebagai doa ulang tahun.
Barangsiapa yang mencontohkan sunnah yang
baik lalu dikerjakan maka niscaya baginya pahalanya dan seperti pahala
yang mengerjakannya tidak mengurangi dari pahala-pahala mereka
sedikitpun dan barangsiapa yang memulai memberi contoh keburukan maka
niscaya baginya dosanya dan mendapatkan dosa yang mengerjakannya
setelahnya tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun” [Hadits
riwayat Ibnu Majah (207) dari Hadits Abu Juhaifah radhiyallahu ‘anhu.]